TRANSKRIPSI
Transkripsi (dari bahasa
Inggris: transcription) adalah proses
penyalinan kode-kode genetika yang ada pada urutan DNA menjadi molekul RNA.
Transkripsi adalah bagian dari rangkaian ekspresi genetikyang nantinya akan muncul
sebagai fenotipe. Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA
digunakan sebagai cetakan untuk sintesis molekul RNA yang komplementer. Molekul
RNA yang disintesis dalam proses transkripsi pada garis besarnya dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok molekul RNA, yaitu : mRNA (messenger RNA),
tRNA(transfer RNA), dan rRNA (ribosomal RNA).
Proses
Transkripsi berlangsung
di dalam inti sel (nukleus)
atau di dalam matriks pada mitokondria dan plastida.
Proses transkripsi adalah proses sintesa RNA dari template DNA, bedanya basa
RNA adalah Urasil (U) sebagai gantinya timin (T). Jadi bila dalam untai DNA A
maka hasil transkripsinya adalah U dan bila pada DNA T, maka pada RNA menjadi
A, bila pada DNA C maka hasil transkripsi pada RNA adalah G dan sebaliknya.
Contoh untai DNA AAACCGGCAAAA maka untai molekul RNA hasil transkripsi adalah
RNA UUUGGCCGUUUURNA adalah untai tunggal, komplementernya DNA. RNA adalah
pembawa pesan DNA urutan basa pada RNA dibaca tiga-tiga disebut kodon,
mendiktekan jenis asam amino yang dikode pada tahap translasi. Jadi informasi
genetik ditulis sebagai kodon dan ditranslasikan ke dalam rangkaian (urutan)
asam aminoEnzim untuk mentranskripsi DNA menjadi RNA disebut RNA polymerase.
Proses transkripsi dimulai ketika enzim RNA
polimerase berkontak dengan protein pada DNA yang disebut promotor. Setelah
tahap transkripsi dimulai dari proses yang disebut inisiasi, yaitu ketika enzim
RNA polimerase bergabung dengan promotor.Pada tiap gen, promotor hanya mengkode
untuk mentranskripsi satu untai DNA saja. Bagian yang ditranskripsi berbeda
antara satu gen dengan gen lainnya. Tahap transkripsi berikutnya adalah
pemanjangan RNA, RNA terpisah atau menjauh dari DNA templatenya, sehingga kedua
untai DNA dapat bergabung lagi, dilanjutkan dengan tahap ketiga.Tahap ketiga
transkripsi adalah terminasi, yaitu ketika RNA polimerase mencapai urutan basa
tertentu yang disebut terminator.
Proses transkripsi menghasilkan tiga jenis
RNA, yaitu yang pertama adalah RNA yang mengkode urutan asam amino, disebut RNA
pembawa atau mesenger disingkat mRNA, dan dua jenis RNA, yaitu transfer RNA
disingkat tRNA sebagai molekul penerjemah dan ribosom disingkat rRNA yang
menyediakan diri sebagai tempat atau pabrik pembuat protein, semuanya
berperanan dalam proses translasi.mRNA yang dihasilkan bukan hanya untai dari
informasi genetik dari DNA, tetapi masing-masing ujungnya diperpanjang dengan
untai selain berita genetik pada proses transkripsi yang diperlukan untuk proses
translasi nantinya.Berita genetik ditranslasi dalam sitoplasma. Pada prokariot
semua transkripsi dan translasi terjadi dalam sitoplasma.
MEKANISME
TRANSKRIPSI PADA PROKARYOT
Transkripsi pada dasarnya
adalah proses penyalinan urutan nukleotida yang terdapat pada molekul DNA.
Dalam proses transkripsi, hanya salah satu untaian DNA yang disalin menjadi
urutan nukleotida RNA (transkip RNA). Urutan nukleotida pada transkrip RNA
bersifat komplemeterdengan urutan DNA cetakan (DNA template),
tetapi identik dengan urutan nukleotida DNA pada untaian pengkode (coding DNA
strand/nontemplate strand). Hal ini dapat digambarkan dengan skema sederhana
berikut ini: 5’-ATG GTC CTT TAC TTG TCT GTA TTT -3’ Untaian DNA pengkode
3’-TAC CAG GAA ATG AAC AGA CAT AAA -5’ Untaian
DNA cetakan
Transkripsi
5’-AUG GUC CUU UAC UUG UCU GUA UUU -3’ RNA
hasil transkripsi
Perlu diingat bahwa pada
struktur RNA tidak ada nukleotida T (thymine),
karena struktur T digantikan oleh U (uracil).
Nukleotida T dan U mempunyai cincin yang serupa yaitu cincin pirimidin, tetapi
pada basa T ada gugus metil (CH3) pada
atom C nomor 5, sedangkan pada basa U tidak ada gugus metil.
Secara umum proses
transkripsi pada prokaryot berjalan serupa dengan transkripsi pada eukaryot,
meskipun ada beberapa rincian proses yang berbeda antara kedua system tersebut.
Pada prokaryot, transkripsi dimulai dengan penempelan RNA polimerase
holoenzim pada bagian promoter suatu gen. pada awal penempelan, RNA
polimerase masih belum terikat secara kuat dan struktur promoter masih dalam
keadaan tertutup (closed promoter complex).
Selanjutnya, RNA polimerase akan terikat secara kuat dan ikatan hydrogen
molekul DNA pada bagian promoter mulai terbuka (membentuk struktur open promoter complex). Pada
prokaryot, RNA polimerase menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter
tanpa melalui suatu ikatan dengan protein lain. Dalam proses penempelan
promoter tersebut, subunit σ berperan dalam menemukan bagian promoter suatu gen
sehingga RNA polimerase dapat menempel. Diduga, proses pengenalan suatu
promoter oleh RNA polimerase diawali dengan penempelan enzim tersebut secara
tidak spesifik pada molekul DNA. Selanjutnya, RNA polimerase akan mencari
bagian DNA yang mempunyai struktur khas suatu promoter. Struktur khas tersebut
berupa suatu kelompok ikatan hydrogen anatara kedua untaian DNA pada posisi -35
dan -10. kecepatan suatu polimerase dalam menemukan promoter diperkirakan
mencapai 1.000 pasangan basa per detik.
Setelah RNA polimerase menempel pada promoter,
subunit σ melepaskan diri dari struktur holoenzim. Pelepasan subunit σ biasanya
terjadi setelah terbentuk molekul RNA sepanjang 8-9 nukleotida. RNA polimerase
inti yang sudah menempel pada promoter akan tetap terikat kuat pada DNA
sehingga tidak lepas. Ikatan ini sangat penting dalam proses transkripsi
selesai.
Inisiasi
Transkripsi
Tahapan proses inisiasi
transkripsi meliputi 4 langkah yaitu: (1) pembentukan kompleks promoter
tertutup, (2) pembentukan kompleks promoter terbuka, (3) penggabungan beberapa
nukleotida awal (sekiatar 10 nukleotida), dan (4) perubahan konfirmasi RNA
polimerase karena subunit σ dilepaskan dari kompleks holoenzim. Subunit σ
tersebut selanjutnya dapat digunakan lagi dalam proses inisiasi transkripsi
selanjutnya. Bagian DNA yang terbuka setelah RNA polimerase menempel biasanya
terjadi pada daerah sekitar -9 sampai +3 sehingga menjadi struktur untai
tunggal. Bagian DNA yang berkaitan dengan RNA polimerase membentuk suatu
struktur gelembung transkripsi (transcription bubble)
sepanjang kurang lebih 17 pasang basa. Setelah struktur promoter terbuka secara
stabil, maka selanjutnya RNA polimerase melakukan proses inisiasi transkripsi
dengan menggunakan urutan DNA cetakan sebagai panduannya. Dalam proses
transkripsi, nukleotida RNA digabungkan sehingga membentuk transkrip RNA.
Nukleotida pertama yang digabungkan hampir selalu berupa molekul purin. Kajian
pada 88 promoter menunjukkan bahwa 51% molekul RNA diawali dengan basa A, 42%
diawali dengan G, 5% diawali dengan C, dan 2% diawali dengan U. pada awalnya
basa-basa RNA yang digabungkan membentuk ikatan hidrogen dengan basa DNA
cetakan, sehingga jika urutan DNA cetakan adalah ATG, maka basa RNA yang
digabungkan adalah UAC.
Subunit σ mempunyai
peranan dalam menstimulasi inisiasi transkripsi tetapi tidak mempercepat laju pertambahan
untaian RNA. Proses inisiasi transkripsi merupakan prose yang menentukan laju
transkrpisi. Inisiasi transkripsi dapat dihambat oleh pemberian antibiotic rifampisin, tetapi antibiotic ini
tidak menghambat proses pemajangan transkrip. Penelitian yang dilakukan oleh
Alfred Heil dan Walter Zilig pada tahun 1970 membuktikan bahwa subunit RNA
polimerase yang menentukan kepekaan atau ketahanan terhadap antibiotik
rifampisin adalah subunit β.
Setelah proses inisiasi transkripsi terjadi,
selanjutnya subunit σ terlepas dari enzim inti dan dapat digunakan oleh enzim
inti RNA polimerase yang lain.siklus subunit σ tersebut pertama kali
diungkapkan oleh Travers dan Burgess pada tahun 1969. Mereka menunjukan bahwa
jika transkripsi berlangsung pada kekuatan ionic yang rendah, maka RNA
polimerase inti tidak terlepas dari DNA cetakan pada ujung suatu gen. Hal ini
menyebabkan inisiasi transkrisi berhenti. Jika ke dalam sistem tersebut
dimasukkan RNA polimerase inti yang baru maka, transkripsi kemudian berjalan
kembali. Keadaan ini menunjukkan bahwa RNA polimerase inti yang baru tersebut
kemudian bergabung dengan subunit σ yang sebelumnya telah dilepaskan dari enzim
RNA polimerase inti lainnya.
Proses
Pemanjangan Transkrip
Pada bagian gelembung
transkripsi, basa-basa molekul RNA membentuk hibrid dengan DNA cetakan
sepanjang kurang lebih 12 nukleotida. Hibrid RNA-DNA ini bersifat sementara
sebab setelah RNA polimerasenya berjalan, maka hibrid tersebut akan terlepas
dan bagian DNA yang terbuka tersebut akhirnya akan menutup lagi. RNA polimerase
akan berjalan membaca DNA cetakan untuk melakukan proses pemanjangan (elogation) untaian RNA. Laju pemanjangan maksimum
molekul transkrip RNA sekitar anatara 30 samapai 60 nukleotida perdetik,
meskipun laju rata-ratanya dapat lebih rendah dari nilai ini. Secara umum,
berdasarkan atas nilai laju semacam ini, suatu gen yang mengkode protein akan
disalin menjadi RNA dalam waktu sekitar satu menit. Meskipun demikian, laju
pemanjangan transkrip dapat menjadi sangat rendah (sekitar 0,1 nekleotida
perdetik) jika RNA polimerase melewati sisi jeda (pause site) yang biasanya
mengandung banyak basa GC. Proses pemanjangan transkrip dapat dihambat oleh
antibioticstreptoligin.
Kepekaan atau ketahanan terhadap streptoligin juga ditentukan oleh subunit β
pada RNA polimerase.
Dalam pemanjangan transkrip, nukleotida
ditambahkan secara kovalen pada ujung 3’ molekul RNA yang baru terbentuk.
Nukleotida RNA yang ditambah tersebut bersifat komplementer dengan nukleotida
pada untaian DNA cetakan. Sebagai contoh, jika nukleotida pada DNA cetakan
adalah A, maka nukleotida RNA yang ditambahkan adalah U.
Dalam proses pemanjangan transkrip ada dua
hipotesis yang diajukan mengenai perubahan topologi DNA. Hipotesis pertama
menyatakan bahwa enzim RNA polimerase bergerak melingkari untaian DNA sepanjang
perjalananya. Dengan cara demikian maka dapat dihindari terjadinya pelintiran
pada stuktur DNA, tetapi untaian RNA hasil transkripnya akan melintir sepanjang
untaian DNA. Sebaliknya, hipotesis kedua menyatakan bahwa enzim RNA polimerase
bergerak lurus sepanjang untaian DNA sehingga RNA yang terbentuk tidak
mengalami pelintiran, tetapi untaian DNA yang ditranskripsi harus mengalami
puntiran. Untaian DNA yang ada di depan RNA polymerase akan membuka sedangkan
DNA yang berada di belakangnya akan memutir kembali untuk menutup.
Dalam proses pemanjangan
transkrip RNA, demikian juga pada proses inisiasi sintesis RNA, terjadi
pembentukan ikatan fosfodiester antara nukleotida RNA yang satu dengan
nukleotida berikutnya. Pembentukan ikatan fosfodiester tersebut ditentukan oleh
keberadaan subunit β pada RNA polimerase. Transkripsi akan berakir pada saat
RNA polimerase mencapai ujung gen yang disebut terminator. Pada bakteri E. coli ada dua macam
terminator yaitu: (1) terminator yang tidak tergantung pada protein rho (rho-dependent
terminator), dan (2)terminator yang tergantung pada protein rho(rho-independent terminator).
Pengakhiran
Transkripsi yang Tidak Tidak Tergantung pada Faktor Rho
Pengakhiran terminasi
yang tidak tergantung pada rho dilakukan tanpa harus melibatkan suatu protein
khusus, melainkan ditentukan oleh adanya suatu urutan nukleotida tertentu pada
bagian terminator. Sinyal yang akan mengakhiri transkripsi dengan mekanisme
semacam ini ditentukan oleh daerah yang mengandung banyak urutan GC yang dapat
membentuk struktur batang dan lengkung (stem-and-loop) pada
RNA dengan panjang sekitar 20 basa di sebelah hulu dari ujung 3’ –OH dan
diikuti oleh rangkaian 4-8 residu uridin berurutan. Struktur batang lengkung
tersebut menyebabkan RNA polimerase berhenti dan merusak bagian 5’ dari hibrid
RNA-DNA. Bagian sisa hibrid RNA-DNA tersebut berupa urutan oligo (rU) yang
tidak cukup stabil berpasangan dengan dA. Akibatnya ujung 3’ hibrid tersebut
akan terlepas sehingga transkripsi berakhir. Eksperimen yang dilakukan oleh
Peggy Farnham dan Terry Platt menunjukkan bahwa pengakhiran transkripsi tanpa
melibatkan factor rho mempunyai 2 ciri utama, yaitu, (1) adanya rangkaian basa
berulang-balik (inverted repeat) yang
dapat membentuk lengkungan, dan (2) adanya rangkaian basa T pada untaian DNA
bukan cetakan (nontemplate strand)
sehingga membentuk pasangan basa yang lemah antara rU-dA yang menahan transkrip
RNA pada untaian DNA cetakan. Pada waktu lengkungan RNA terbentuk, maka RNA
polimerase berhenti dan ikatan basa yang lemah menyebabkan RNA yang baru
terbentuk akan lepas.
Pengakhiran
Transkripsi yang Tergantung pada Faktor Rho
Mekanisme pengakhiran transkripsi semacam ini
memerlukan protein ρ (rho). Pengakhiran transkripsi yang memerlukan faktor rho
hanya terjadi pada daerah jeda yang terletak pada jarak tertentu dari promoter.
Dengan demikian jika ada daerah jeda yang terletak di dekat promoter, maka
daerah itu tidak dapat berfungsi sebagai daerah pengakhiran transkripsi.
Terminator yang tergantung pada rho terdiri atas suatu urutan berulang-balik
yang dapat membentuk lengkungan (loop), tetapi tidak ada rangkaian basa T
seperti pada daerah terminator yang tidak melibatkan faktor rho. Faktor rho
diduga ikut teriakat pada transkip dan mengikuti pergerakan RNA polimerase
sampai akhirnya RNA polimerase berhenti pada daerah terminator yaitu
sesaat setelah menyintesis lengkungan RNA. Selanjutnya, faktor rho menyebabkan
destabilitasasi ikatan RNA-DNA sehingga transkrip RNA terlepas dari DNA cetakan.
MEKANISME
TRANSKRIPSI PADA EUKARIOTIK
Secara
umum mekanisme pada eukariotik serupa dengan yang terjdi pada prokariotik.
Proses transkripsi diawali (diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor
transkripsi dan kompleks enzim RNA polimerase pada daerah promoter. Faktor
transkripsi dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu (1) faktor transkripsi umum,
dan (2) faktor transkripsi yang khusus suatu gen. Faktor transkripsi umum
mengarahkan polimerase ke promoter. Penempelan RNA polimerase pada promoter
oleh faktor transkkripsi umum hanya menghasilkan transkripsi pada dasar (basal level). Pengaturan transkripsi yang lebih spesifik
dilakukan oleh faktor transkripsi yang khusus untuk suatu gen. Meskipun
demikian, proses penempelan tersebut sangat vital bagi keberlangsungan proses
transkripsi. Setelah faktor-faktor transkripsi yang umum dan polimerase
menempel pada promoter, selanjutnya akan terjadi pembentukan kompleks promoter
terbuka (open promoter complex).
Transkripsi dimulai pada titik awal transkripsi (RNA initiation site, RIS) yang terletak
beberapa nukleotida sebelum urutan kodon awal ATG.
Pada eukariotik terdapat tiga kelas gen, yaitu
gen kelas I, gen kelas II, dan gen kelas III yang masing-masing dikatalisis
oleh RNA polimerase dan faktor transkripsi yang berbeda.
Proses transkripsi pada eukaryot
Proses transkripsi secara umum
Perbedaan Transkripsi Pada Prokariot Dan Transkripsi Pada
Eukariot
Transkripsi
Pada Prokariot
1. Pada prokariot, gen terdiri atas 3 bagian
utama : daerah pengendali (promoter); bagian struktural dan terminator.
Promoter merupakan bagian gen yang berperanan dlm mengendalikan proses
transkripsi dan terletak pada ujung 5’.
Promoter pd prokariot juga terdiri atas operator. Bagian Struktural adalah bagian gen yang terletak disebelah hilir (downstream) dari promoter. Bagian inilah yg mengandung urutan DNA spesifik (kode-kode genetik) yg akan ditranskripsi.
Terminator adalah bagian gen yg terletak disebelah hilir dari bagian struktural yg berperanan dlm pengakhiran (terminasi) proses transkripsi. Fungsi terminator adalah memberikan sinyal pd enzim RNA polimerase agar menghentikan proses transkripsi. Proses terminasi transkripsi pd prokariot dpt dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu 1) terminasi yg ditentukan oleh urutan nukleotida tertentu (rho-independent) dan 2) diatur oleh suatu protein (faktor rho) atau disebut rho-dependent.
Promoter pd prokariot juga terdiri atas operator. Bagian Struktural adalah bagian gen yang terletak disebelah hilir (downstream) dari promoter. Bagian inilah yg mengandung urutan DNA spesifik (kode-kode genetik) yg akan ditranskripsi.
Terminator adalah bagian gen yg terletak disebelah hilir dari bagian struktural yg berperanan dlm pengakhiran (terminasi) proses transkripsi. Fungsi terminator adalah memberikan sinyal pd enzim RNA polimerase agar menghentikan proses transkripsi. Proses terminasi transkripsi pd prokariot dpt dikelompokkan menjadi 2 kelas, yaitu 1) terminasi yg ditentukan oleh urutan nukleotida tertentu (rho-independent) dan 2) diatur oleh suatu protein (faktor rho) atau disebut rho-dependent.
2. Gen pada prokariot diorganisasikan dalam
struktur operon. Contoh : operon lac (operon yg mengendalikan kemampuan
metabolisme laktosa pada bakteri Escherichia coli). Adanya sistim operon karena
satu promotor mengendalikan seluruh gen struktural.
3. Saat ditranskripsi, operon lac menghasilkan
satu mRNA yg membawa kode-kode genetik untuk 3 macam polipeptida yg berbeda :
mRNA polisistronik, artinya dalam satu transkrip dapat terkandung lebih dari
satu rangkaian kodon (sistron) untuk polipeptida yang berbeda. Dengan demikian,
masing-masing polipeptida akan ditranslasi secara independen dari satu untaian
mRNA yg sama.
4. Ciri utama gen struktural pd prokariot
adalah mulai dari sekuens inisiasi translasi (ATG) sampai kodon terakhir
sebelum titik akhir translasi (kodon STOP yaitu TAA/TAG/TGA) akan diterjemahkan
menjadi rangkaian asam amino.
Jadi, jika gen struktural terdiri atas 900 nukleotida maka gen tersebut akan mengkode 300 asam amino karena satu asam amino dikode oleh tiga sekuens nukleotida yang berurutan. Jadi, pada prokariot tidak ada intron (sekuens penyisip) kecuali pada beberapa archaea tertentu.
Jadi, jika gen struktural terdiri atas 900 nukleotida maka gen tersebut akan mengkode 300 asam amino karena satu asam amino dikode oleh tiga sekuens nukleotida yang berurutan. Jadi, pada prokariot tidak ada intron (sekuens penyisip) kecuali pada beberapa archaea tertentu.
5. Pada prokariot, RNA polimerase menempel
secara langsung pada DNA di daerah promoter tanpa melalui suatu ikatan dengan
protein lain (yang membedakan dengan eukariot)
6. Pada prokariot, proses transkripsi dan
translasi berlangsung hampir secara serentak, artinya sebelum transkripsi
selesai dilakukan, translasi sudah dpt dimulai.
7. Urutan nukleotida RNA hasil sintesis adalah
urutan nukleotida komplementer dengan cetakannya. Misal : urutan ATG pada DNA,
maka hasil transkripsinya adalah UAC. Molekul DNA yg ditranskripsi adalah untai
ganda, namun yang berperanan sebagai cetakan, hanya salah satu untaiannya
8. Tahapan transkripsi pada prokariot
meliputi:
1) inisiasi transkripsi (terbentuk gelembung
transkripsi),
2) pemanjangan
3) terminasi (tergantung faktor rho dan tidak
tergantung faktor rho)
Transkripsi
pada eukariot
1. Gen eukariot dibedakan 3 kelas yaitu: Gen
kelas I meliputi gen-gen yg mengkode 18SrRNA, 28SrRNA dan 5,8SrRNA
(ditranskripsi oleh RNA polimerase I);
Pada gen kelas I terdapat dua macam promoter yaitu promoter antara (spacer promoter) dan promoter utama. Gen kelas II : meliputi semua gen yg mengkode protein dan bbrp RNA berukuran kecil yg terdpt di dlm nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase II); Promoter gen kelas II terdiri atas 4 elemen yaitu sekuens pemulai (initiator) yg terletak pd daerah inisiasi transkripsi, elemen hilir (downstream) yg terletak disebelah hilir dari titik awal transkripsi, kotak TATA dan suatu elemen hulu (upstream) Gen kelas III : meliputi gen-gen yg mengkode tRNA, 5S rRNA dan bbrp RNA kecil yg ada di dlm nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase III). Sebagian besar gen kelas III merupakan suatu cluster dan berulang
Pada gen kelas I terdapat dua macam promoter yaitu promoter antara (spacer promoter) dan promoter utama. Gen kelas II : meliputi semua gen yg mengkode protein dan bbrp RNA berukuran kecil yg terdpt di dlm nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase II); Promoter gen kelas II terdiri atas 4 elemen yaitu sekuens pemulai (initiator) yg terletak pd daerah inisiasi transkripsi, elemen hilir (downstream) yg terletak disebelah hilir dari titik awal transkripsi, kotak TATA dan suatu elemen hulu (upstream) Gen kelas III : meliputi gen-gen yg mengkode tRNA, 5S rRNA dan bbrp RNA kecil yg ada di dlm nukleus (ditranskripsi oleh RNA polimerase III). Sebagian besar gen kelas III merupakan suatu cluster dan berulang
2. Tidak dikenal adanya sistim operon karena
satu promotor mengendalikan seluruh gen struktural.
3. Gen pada eukariot bersifat monosistronik
artinya satu transkrip yg dihasilkan hanya mengkode satu macam produk ekspresi
(satu mRNA hanya membawa satu macam rangkaian kodon untuk satu macam
polipeptida).
4. Pada gen struktural eukariot, keberadaan
intron merupakan hal yang sering dijumpai meskipun tidak semua gen eukariot
mengandung intron.
5. Mekanisme transkripsi pada eukariot pada
dasarnya menyerupai mekanisme pada prokariot. Proses transkripsi diawali
(diinisiasi) oleh proses penempelan faktor-faktor transkripsi dan kompleks
enzim RNA polimerase pd daerah promoter. RNA polimerase eukariot tidak menempel
secara langsung pada DNA di daerah promoter, melainkan melalui perantaraan
protein-protein lain, yg disebut faktor transkripsi (transcription factor =
TF). TF dibedakan 2, yaitu : (1) TF umum dan (2) TF yg khusus untuk suatu gen.
TF umum dalam mengarahkan RNA polimerase II ke promoter adalah TFIIA, TFIIB,
TFIID, TFIIE, TFIIF, TFIIH, TFIIJ.
6. Pada eukariot, proses transkripsi dan
translasi tidak berlangsung secara serentak. Transkripsi berlangsung di dalam
nukleus , sedangkan translasi berlangsung di dlm sitoplasma (ribosom). Dengan
demikian, ada jeda waktu antara transkripsi dengan translasi, yg disebut
sebagai fase pasca-transkripsi.
Pada fase ini, terjadi proses :
1). Pemotongan dan penyambungan RNA
(RNA-splicing);
2). Poliadenilasi (penambahan gugus poli-A
pada ujung 3’mRNA);
3). Penambahan tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA
dan
4). Penyuntingan mRNA
7. Gen eukariot mempunyai struktur
berselang-seling antara sekuens yang mengkode suatu urutan spesifik (ekson) dan
sekuens yg tidak mengkode urutan spesifik (intron).
No comments:
Post a Comment