BAB
11
Sebuah sistem jaringan pada tumbuhan mengandung satu atau
lebih jaringan. Satu unit sistem jaringan tersebut akan tersusun menjadi sebuah
unit yang memiliki suatu fungsi. Setiap organ pada tumbuhan terdiri atas tiga
sistem jaringan, yaitu sistem jaringan epidermis (jaringan pelindung), sistem
jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar (Campbell, et al,
2006: 630). Ketiga sistem jaringan ini saling berhubungan pada setiap organnya.
Namun, letak serta ciri khusus sistem jaringan pada setiap organ akan
berbeda-beda. Perhatikan gambar berikut, jaringan epidermis, epidermis
bawah, jaringan dasar dan jaringan pembuluh.
Gambar 2.7 Tiga sistem jaringan tumbuhan. Setiap organ tumbuhan terdiri
dari tiga sistem jaringan.
1.
Sistem Jaringan Epidermis
Epidermis berasal dari kata epi yang
artinya luar atau tepi dan dermis yang artinya kulit atau lapisan.
Epidermis dapat diartikan sebagai kulit terluar. Seperti pada hewan, lapisan
epidermis pada tumbuhan berada di bagian luar organ yang dilapisinya. Lapisan
sel epidermis tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Pada jenisjenis tumbuhan
tertentu, sel-sel pada epidermis dapat bermodifikasi membentuk rambut,
kelenjar, duri, atau serat. Epidermis pada beberapa jenis tumbuhan juga
menyekresikan lapisan lilin untuk mencegah penguapan air yang berlebihan.
Lapisan lilin tersebut dinamakan kutikula. Fungsi utama jaringan
epidermis adalah sebagai pelindung jaringan-jaringan lain yang berada di
bawahnya. Namun demikian, ada beberapa bentuk modifikasi sel-sel epidermis yang
tidak berkaitan dengan fungsi perlindungan, misalnya sebagai berikut.
- Modifikasi
membentuk stomata pada permukaan daun (Gambar 2.8). Stomata
sangat penting untuk menunjang proses respirasi dan fotosintesis.
- Modifikasi
membentuk lentisel, yaitu daerah di lapisan gabus dengan susunan
sel yang cukup renggang. Lentisel berperan dalam pertukaran gas di batang.
- Modifikasi
membentuk rambut akar. Rambut akar adalah perluasan sel epidermis
yang berfungsi mengoptimalkan penyerapan air dan mineral dari dalam tanah.
Gambar 2.8 Stomata pada daun. Stomata merupakan modifikasi epidermis
daun.
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat
tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis
tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya
isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain.
Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan-ruangan
antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas,
walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak
mengandung plastida.
Penebalan-penebalan yang terjadi pada membran sel epidermis
biasanya merupakan penebalan sekunder yang terdiri atas selulosa yang berwujud
sebagai garis-garis lamela. Pada tanaman kering (xerophita), penebalan tidak
hanya mengandung selulosa saja, tetapi juga mengandung zat kitin. Selain itu,
pada membran sel yang saling berhadapan dengan udara lingkungannya, umumnya
penebalan semakin tebal karena adanya lapisan kutikula sehingga sel-sel
epidermisnya menjadi sulit untuk dilalui air dan penguapan menjadi terbatas.
Pada tumbuhan air (hidrophita), membran selnya tidak mengandung zat kitin
maupun kutikula, kadang-kadang mengandung lemak dan damar.
Pada tumbuhan tertentu, lapisan epidermis selain mengandung
kutikula juga mengandung lapisan lilin yang tidak dapat ditembus air. Pada
tumbuhan golongan Gramineae, Cyperaceae, Equistinae, memiliki permukaan yang
keras dan kaku. Ini disebabkan adanya zat-zat karbonat dan kersik pada sel-sel
epidermis. Pada tumbuhan Ficus elastica terdapat hidrodermis yang bisa
berfungsi sebagai tempat penyimpanan air. Sel-sel initial epidermis sebagian
dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang sering disebut derivat
epidermis, seperti stomata, trikoma, dan sel kipas.
Stomata
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
Trikoma
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk dari jaringan epidermis atau di bawah epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina. Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
Trikoma terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Struktur yang menyerupai trikoma, tetapi tidak besar dan terbentuk dari jaringan epidermis atau di bawah epidermis disebut emergensia, sedangkan apabila terbentuk dari jaringan stele disebut spina. Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai berikut.
a) Trikoma yang terdapat pada epidermis
daun berfungsi untuk mengurangi penguapan.
b) Menyerap air serta garam-garam
mineral.
c) Mengurangi gangguan hewan.
2. Sistem Jaringan
Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh terdiri atas jaringan xilem dan floem. Sistem
jaringan ini mengangkut zat-zat ke seluruh bagian tumbuhan. Penjelasan mengenai
xilem dan floem telah Anda pelajari sebelumnya. Masih ingatkah Anda fungsi
xilem dan floem?
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut
air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena
tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid
dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang
cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas
serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam
berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu
yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh
xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin
dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara
keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya
ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel
lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral pada trakea
berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat
noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian
rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk
pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa
cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem
merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu
buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai
pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh
floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel
tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino
serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
3. Sistem Jaringan
Dasar
Jaringan yang tidak termasuk sistem jaringan epidermis dan
sistem jaringan pembuluh, membentuk sistem jaringan dasar. Sistem jaringan
dasar ini banyak mengisi bagian dalam tumbuhan muda di antara epidermis dan
sistem jaringan pembuluh. Pada batang, sistem jaringan dasar yang berada di
bagian dalam jaringan pembuluh disebut empulur, sedangkan di bagian luar
disebut korteks. Namun, pada batang monokotil, sistem jaringan dasar
tidak dibedakan atas empulur dan korteks (Gambar 2.7). Pada akar, sistem
jaringan pembuluh membentuk silinder pusat yang berisi jaringan pembuluh.
Sistem jaringan dasar pada akar, seluruhnya berupa korteks. Bagian paling dalam
korteks berupa endodermis. Jaringan endodermis membatasi korteks dengan
silinder pusat. Sistem jaringan dasar pada daun disebut mesofil. Mesofil
berada di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Mesofil mengandung sel
parenkim dengan banyak kloroplas. Pada daun tumbuhan monokotil maupun dikotil,
terdapat sistem jaringan pembuluh berupa pembuluh daun.
Parenkim
(jaringan dasar)
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya
berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah
meskipun telah dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji.
Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji.
Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada daun, batang yang
berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas, yang berperan
penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi
akaL umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat
cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein,
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk menghadapi
masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya,
Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di
air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
4. Jaringan Penyokong
Jaringan
penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya
memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis,
artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila
organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga,
buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel
parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim
bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel - selnya mengalami
penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis. Sklerenkim
tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut. Sklereid disebut
juga sel batu yang terdiri atas sel - sel pendek, sedangkan serabut sel –
selnya. panjangsklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan serabut
berasal dari sel - sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh.
Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa,
kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola
yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Secara evolusi, tumbuhan berbiji merupakan organisme yang
telah teradaptasi dengan lingkungan di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik
dalam struktur dan fungsi khusus untuk menunjang kehidupannya di daratan
tersebut. Pola struktur jaringan tumbuhan bervariasi dalam setiap jenis
tumbuhan yang tergantung pada tahap pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan
itu sendiri.
Umumnya, tumbuhan
berbiji memiliki struktur dasar organ yang sama, yaitu terdiri atas: akar,
batang, dan daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki variasi dalam
hal ukuran, bentuk, dan fungsi pada setiap jenis tumbuhan. Adanya variasi dari
ketiga struktur dasar tersebut memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan
kehidupannya dalam lingkungan yang beragam, seperti di daerah perairan dun
gurun pasir yang tandus. semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang
sama yaitu bagaimana mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui
batang dan membawanya hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis
dengan bantuan sinar matahari. secara umum, tumbuhan memiliki dua sistem organ,
yaitu: sistem pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas tanah yang
membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; sistem akai (root
systen), yang terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar
rimpang (rizoma).
B.
RUMUSAN MASALAH
Menurut
DR. Winarto surcmad. MSC, Ed. Masalah adalah tiap kesulitan yang mengarah
manusia untuk memecahkan nya.(1974;21)
Berdsarkan
judul dan katar belakang di atas maka yang merupakan masalah di dalam nya
ialah:
-
Apa
kah itu yang di maksud dengan sistem jarinaga
-
Apa
macam-macam sistem jaringan
-
Apa
fungsi tiap masing-masing macam-macam sistem jaringan tersebut
C.
TUJUAN MAKALAH
Tujuan
makalah yang kami buat adalah memberi pengetahauan tentang sistem
jariangan,macam-macam sistem jarianga,serta fungsi masing-masing macam-macam
sistem jaraingan
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Semua organisme tersusun oleh sel yang memiliki variasi
dalam bentuk, ukuran, dan fungsi. sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena
memiliki struktur khusus, di antaranya sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang
nyata dan bersifat kaku sehingga tumbuhan tidak dapat bebas berpindah tempat
sebagaimana hewan. Di samping itu, sel tumbuhan memiliki organel khusus untuk
fotosintesis, yaitu kloroplas (plastida). Kloroplas mengandung pigmen klorofil
yang dapat mengabsorpsi energi matahari dan dapat mengubah senyawa anorganik
(CO, dan-air) menjadi senyawa karbohidrat yang dapat digunakan oleh makhluk
hidup lain sebagai makanan. Dengan struktur demikian, maka tumbuhan hijau
merupakan produsen bagi organisme lain dan bersifat fotoautotro
B.
SARAN
Setiap saran dan kritikan yang dari
pembaca kami tunggu, karena kmi juga dalam membuat makalah ini punya kekurangan
baik di sengaja atau tidak di sengajah
Demikian makalah yang kami buat atas
keitikan dan saran yang membangaun kami ucapkan terima kasih, semoga makalah
yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
MAKALAH
ANATOMI
TUMBUHAN
“sistem
jaringan”
Kelompok 2:
o
Arif hidayatulloh :1021160010
o
Deka septi listiana :1021160020
o
Harsono :0921160059
o
Iqlima harani :1021160055
o
Susanti :1021160119
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDY BIOLOGI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BENGKULU
2011
DAFTAR PUSTAKA
http://www.budisma.web.id/Net/blog/2011/08/17/macam-macam-sistem-jaringan-pada-tumbuhan/
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam pembelajaran tentang Sistem jaringan.
Harapan
kami semoga
Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi Makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.
Bengkulu,
November 2011
penulis
Terima kasih banyak atas infonya.... ^_^
ReplyDelete