Deposisi Asam
Dampak dari pesatnya kemajuan zaman adalah majunya penemuan yang dilakukan manusia saat ini. Kemajuan tersebut dapat dilihat dengan banyaknya industri-industri modern yang berkembang diseluruh dunia serta penggunaan alat transportasi secara besar-besaran. Konsekuensi dari kemajuan tersebut adalah besarnya zat pencemar atau polutan yang tersebar di udara. Zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Salah satu dampaknya ialah dengan terjadinya hujan asam.
Pengertian Asam dan Basa
| |||||||||||||
Secara mudah hujan asam dapat diartikan turunnya asam dari atmosfer ke bumi. Hujan disini tidak selalu diartikan dengan kondisi air atau basah, karena hujan asam dapat terjadi pada kondisi kering dan kondisi basah yang kemudian dikenal dengan deposisi (penurunan/pengendapan) asam. Untuk dapat mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Air murni menunjukkan pH 7,0, air asam memiliki pH kurang dari 7 (dari 0-7), dan air basa menunjukkan ph lebih dari 7 (dari 7-14). Air hujan normal memang agak asam, pH sekitar 5,6 karena karbon dioksida (CO2) dan air bereaksi membentuk carbonic acid (asam lemah). Jika air hujan memiliki pH dibawah 5,6 maka dianggap sudah tercemari oleh gas mengandung asam di atmosfer. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0. Makin rendah pH air hujan tersebut, makin berat dampaknya bagi mahluk hidup Sumber Deposisi Asam
Sumber Deposisi Asam - Sumber Bahan Pencemar
Sumber Deposisi Asam - Bahaya Pencemaran Asam
|
Pencegahan Deposisi Asam
| |
Menurut penelitian dari program PBB, Jakarta menempati urutan ketiga sebagai kota tercemar setelah Mexico City dan Bangkok. Sedangkan menurut penelitian lain pada sebuah badan konsultasi resiko ekonomi dan politik, Indonesia menempati uruan kelima sebagai negara tercemar setelah India, Cina, Vietnam dan Philipina. Deposisi asam sebagai sebagai sebagai salah satu bentuk pencemaran yang berbahaya, sudah saatnya kita harus mulai berperilaku bijak terhadap alam lingkungan sekitar kita. Selain itu ada berbagai cara untuk dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat deposisi asam, antara lain :
Asam yang menjadi penyebab deposisi asam adalah hasil dari reaksi gas-gas SO2, NOx dan HCl. Dengan reaksi yang cukup banyak dan kompleks. Jenis Deposisi Asam
Dampak Deposisi AsamDeposisi asam yang turun akan membasahi tanah dan benda-benda dipermukaan bumi, mengalir melalui sungai hingga ke danau atau rawa-rawa dan selanjutnya akan memberikan dampak yang negatif.
Upaya Mengendalian Deposisi AsamCara terbaik untuk mengurangi deposisi asam adalah dengan mengurangi jumlah SO2 dan NOx yang dikeluarkan oleh pabrik, kendaraan bermotor dan pembangkit listrik. Jalan lan untuk mengurangi deposisi asam adalah dengan mengganti bahan bakar yang lebih bersih dari SO2 dan NOx. Pengurangan kandungan sulfur dari minyak bumi dan batubarajuga dapat dilakukan sebelum diolah menjadi bahan bakar. Penggunaan Air Scrubber dan catalytic converter juga bermanfaat untuk mencegah polutan terbebas ke udara. Bila deposisi asam telah terjadi, bubuk batu kapur dapat digunakan untuk menetralisir asam. Di Norwegia dan Swedia, danau-danau diberi perawatan khusus untuk menetralkan asam. Diperkotaan, permukaan benda dapat dilapisi oleh cat anti asam untuk mengantisipasi kerusakan.Perjanjian Internasional juga dijadikan acuan agar berbagai negara lebih disiplin terhadap pengeluaran polusinya. Kanada tercatat menerima sekitar 50 persen polusi asam dari US. Norwegia dan Swedia juga menerima polusi asamnya dari Inggris, Jerman, Polandia dan Rusia. Sebagian besar polusi asam i Jepang juga datang dari Cina. Pada tahun 1988, disponsori oleh PBB, 24 negara menandatangani perjanjian untuk mengurangi emisi NOx. Tahun 1991, US dan Kanada menandatangani perjanjian batasan polusi SO2 dari industri negaranya. Tahun 1994 di Oslo, Norwegia, 12 negara Eropa menyetujui untuk mengurangi emisi SO2 hingga 87 persen ditahun 2010.Langkah legislatif tersebut membawa hasil yang cukup baik untuk mengurangi deposisi asam. Dilaporkan bahwa Emisi sulfur di Eropa berkurang mencapai 40 persen dari tahun 1980 hingga 1994. Pada tahun yang sama, polusi SO2 di Norwegia juga turun 75 persen. Emisi SO2 tahunan US turun dari 26 juta ton menjadi 18,3 ton pertahunnya sejak tahun 1980. Kanada juga melaporkan emisi SO2 nya berkurang menjadi 2,6 juta ton. Sumber Deposisi Asam – Bahaya Pencemaran Asam Deposisi asam dapat terdiri dari 2 jenis yaitu deposisi kering dan basah. Deposisi kering adalah peristiwa terkenanya benda dan molekul hidup oleh asam yang ada dalam udara. Daerah yang mengalami deposisi kering biasanya mempunyai ciri lalu lintas yang padat serta udara yang tercemar dari pabrik. Sedangkan deposisi basah terjadi apabila asam di dalam udara larut ke dalam butir-butir air di awan, jika kemudian turun hujan dari awan itu, air hujannya akan bersifat asam. Pencemaran suara dapat ditimbulkan oleh adanya suara bising yang disebabkan oleh suara mesin pabrik, mesin penggilingan padi, mesin las, pesawat, kendaraan bermotor yang berlalu-lalang, dan suara kereta api sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. 1 ) Jenis-Jenis Kebisingan Jenis-jenis kebisingan ada empat macam, yaitu: a) kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit, misalnya, mesin gergaji; b) kebisingan yang terputus-putus, misalnya, suara arus lalu lintas atau pesawat terbang; c) kebisingan impulsif, misalnya, tembakan, bom, atau suara ledakan; d) kebisingan impulsif berulang, misalnya, suara mesin tempa 2 ) Dampak Pencemaran Suara (Kebisingan) Suara-suara bising ini dapat menyebabkan terganggunya pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising ini akan menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya, pusing, mual, jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya tekanan darah. Tingkat kebisingan atau ukuran energi bunyi dinyatakan dalam satuan desiBell (dB). Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter. arus energi per satuan luas biasanya dinyatakan dalam suatu logaritmis yang disebut desibel (dB). Sumberke bis inga n dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam : 1. Mesin Kebisingan yang ditimbulkan akibat aktifitas mesin. 2. Vibrasi Kebisingan yang ditimbulkan akibatgetaran dari aktifitas peralatan kerja. 3.Pressure- reducing valve (pergerakan udara, gas dan cairan) Kebisingan yang ditimbulkan akibatpergerakan dari udara, gas, liquid / cairan dalam kegiatan proses kerja industri (Sjahrul M. Nasri, 1997 : 10). Jenis-jeniske bis inga n yang sering ditemukan adalah sebagai berikut : 1.Ke bis inga n yang kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide band noise),misalnya mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar, dll. 2.Ke bis inga n yang kontinu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dll. 3.Ke bis inga n terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, suara kapal terbang di lapangan udara. 4.Ke bis inga n impulsif (impact of impulsive noise), seperti pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam, ledakan. 5.Ke bis inga n impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan (Suma’mur P. K, 1996 : 58). Nilai Ambang Batas (NAB)ke bis inga n adalah intensitask e bis inga n dimana manusia masih sanggup menerima tanpa menunjukkan gejala sakitakibat bising, atau seseorang tidak menunjukkan kelainan pada pemaparan atau pemajananke bis inga n tersebut dalam waktu 8 jam per hari atau 40 jam per minggu (A.M. Sugeng Budiono, 1992 : 295). NAB untukk e bis inga n di tempat kerja adalah 85 dB(A) artinya tenaga kerja akan tetap aman bila terpapar kebisingan pada 85 dB(A) selama 8 jam per hari dan 40 jam seminggu |
No comments:
Post a Comment