Followers

Thursday, June 21, 2012

phaeophyta


phaeophyta


BAB I
PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Dengan banyaknya sumber daya alam, maka salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Alga adalah salah satunya, selain dapat di manfaatkan, alga juga memiliki banyak peranan yang sangat penting khususnya bagi kaum ilmuan atau peneliti yaitu dapat dijadikan objek penelitian dalam bidang-bidang tertentu.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi menurut Harol Blood yaitu Cholorophyta (Green Algae), Phaeophyta (Brown algae),Rhodopyta (Red algae), Chrysophyta (Gold algae) Bacillariophyta (Diatom),dan Pyrrophyta yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu alga Uniselluler. Berikut adalah penjelasan mengenai salah satu jenis alga yaitu Divisi Phaeophyta (Brown Algae) menyangkut cirri-ciri umum, habitat, struktur tubuh, reproduksi, klasifikasi serta peranannya dalam kehidupan manusia












BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI-CIRI UMUM
Phaeophyta adalah salah satu ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya. Phaeophyta ini berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran tulusnya mulai dari mikroskopik sampai makroskopik. Dan kebanyakan bersifat autotrof.
Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak (pohon) yang dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.
















Kloroplas berbentuk bulat, bulat panjang, seperti pita; mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta beberapa santofil misalnya fukosantin. Cadangan makanan berupa laminarin dan manitol. Dinding sel mengandung selulose dan asam alginat. Sel-sel ganggang hijau mempunyai khloroplas yang berwarna hijau, dan mengandung klorofil a dan b serta karetinoid. Pada chloroplas terdapat perenoid. Hasil asimilasi berupa tepung dan lemak, terdiri dari sel-sel yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang.
Hidupnya ada yang diair tawar, air laut dan juga pada tanah yang lembab atau yang basah. Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik.


B. STRUKTUR SEL
Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel yang tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa, asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak.












Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme.
Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting). Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).

C. HABITAT
Alga/ganggang coklat ini umumnya tinggal di laut, hanya ada beberapa jenis saja yang hidup di air tawar yang agak dingin dan sedang, terdampar dipantai, melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar). Bila di laut yang iklimnya sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran besar dan sangat berbeda bentuknya. Ada yang hidup sebagai epifit pada talus lain. Tapi ada juga yang hidup sebagai endofit. Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih























D. REPRODUKSI
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).












Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.


E. KLASIFIKASI
Klasifikasi Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. Golongan Isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya berbeda.
Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria
2. Golongan Heterogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran keturunan yang heteromorf. Sporotif dan gametofitnya berbeda secara morfologi maupun sitologisnya.
Contoh: Laminaria, Nercosystis.

3. Golongan Cyclosporae
Yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran keturunan.
Contoh : Fucus.

Contoh Klasifikasi :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Protista
Phylum : Heterokontophyta
Class : Phaeophyceae
Order : Fucales, Laminarales, Dictyotales, Ectocarpales
Family : Fucaceae
Genus : Fucus
Species : distichus, serratus, spiralis, vesiculosus










Sargasum sp. Sargasum polyphylum










Dictyota sp. Turbinaria ornata




F. PERANAN
Adapun peranan ganggang coklat dalam kehidupan yaitu:
a. Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan
b. Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan dalam dunia industri tekstil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.
c. Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin dan sylokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
d. Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit gondok).
e. Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam alginat. Alginat biasanya digunakan sebagai pengental pada produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta pengentalan dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi) dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
f. Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan ternak karena kaya komponen Na, P, N, Ca.
Alga coklat terdiri dari paduan struktur kimia manuronat dan guluronat. Untuk pewarna tekstil, alga coklat yang digunakan adalah yang memiliki struktur manuronat lebih banyak dalam hal ini ada pada Sargassum dan Turbinaria. Struktur kimianya mengikat zat pewarna, namun lebih mudah melepaskannya pada bahan kain. "Sebagai pewarna makanan dipilih alga yang memiliki struktur guluronat lebih banyak karena sifatnya yang mudah dicerna,"


Lampiran Clasification Of Phaeophyta
The phylum, PHAEOPHYTA, has a single class with 13 orders.
ORDER ECTOCARPALES. Relatively small, with filamentous or pseudoparenchymatous structure; reproduction isogamous or anisogamous; complex alternation of isomorphic generations. Exp. Ectocarpus, Giffordia, Feldmannia, Streblonema, Pilayella, Ralfsia, Analipus.
ORDER CHORDARIALES. Similar to the ECTOCARPALES except the members of the CHORDARIALES have a heteromorphic alternation of generation (small haploid alternating with a macroscopic diploid); heterotrichous to pseudoparenchymatous; isogamous. Exp.Chordaria, Eudesme, Cladosiphon, Myrionema, Elachista, Leathesia.
ORDER SPOROCHNALES. Characterized by a tuft of hairs at the end of each axis; an intercalary meristem at the bases of the hairs which produces a pseudoparenchymatous thallus; heteromorphic alternation of generation (macroscopic diploid alternating with a microscopic haploid); oogamous. Exp. Sporochnus.
ORDER DESMARESTIALES. Trichothallic growth forms sporophyte thallus composed of large central cells and large numbers of small cortical cells; gametophyte stage, microscopic filament with oogamous reproduction. Exp. Desmarestia.
ORDER CUTLERIALES. Trichothallic growth forming parenchymatous thallus; isomorphic or heteromorphic alternation of generation; anisogamous reproduction. Exp. Cutleria, Zanardinia.
ORDER LAMINARIALES. Very large, parenchymatous; diploid sporophytic thallus alternates with microscopic haploid gametophytes with oogamous reproduction; sporophyte normally attached and may reach length of 50m. The kelps. Exp. Laminaria, Hedophyllum, Agarum, Costaria, Chorda, Dictyoneurum, Postelsia, Nereocystis, Macrocystis, Alaria, Pterygophora, Egregia, Eisenia.
ORDER SPHACELLARIALES. Branched, pseudoparenchymatous; growth governed by a large apical cell; sexual reproduction isogamous; sporophyte and gametophyte generations isomorphic.Exp. Sphacellaria, Halidrys, Cystoseria.
ORDER TILOPTERIALES. Group of filamentous forms which resemble the ECTOCARPINES; parenchymatous at the base, trichothallic division above; monosporangia; isomorphic alternation of generation; oogamous. Exp. Tilopteria, Haplospora.
ORDER DICTYOTALESFlat, branched, thalloid organisms with apical growth; sexual reproduction isogamous; isomorphic alternation of generation. Exp. Dictyota, Dictyotopsis, Dilophus, Zonaria, Padina.
ORDER DICTYOSIPHONALES. Heteromorphic alternation of generation (macroscopic diploid alternating with a microscopic haploid); parenchymatous; isogamous. Exp. Dictyosiphon, Stictyosiphon, Punctaria, Soranthera.
ORDER SCYTOSIPHONALES. Like the DICTYOSIPHONALES except the vegetative cells of the SCYTOSIPHONALES have a single large chloroplast which has a pyrenoid; only plurilocular organs in the macroscopic, diploid form. Exp. Scytosiphon, Petalonia.
ORDER FUCALES. Growth of diploid parenchymatous gametophyte governed by recessed apical cell giving rise to flattened but branched thallus; sexual reproduction oogamous with gametic meiosis. Shore weeds; wracks. Exp. Fucus, Ascophyllum, Pelvetia, Sargassum, Cystoseira, Homosira.
ORDER DURVILLAEALES. This group shares many characters with the FUCALES, including the production of conceptacles; however these organisms grow by diffuse division, not by the division of apical cells; the photosynthetic cell of the DURVILLAEALES are elongate with 2 chloroplasts per cell (those of the FUCALES) are discoid with many chloroplasts). Exp. Durvillaea.












BAB III
KESIMPULAN

Ganggang coklat atau Phaeophyceae adalah adalah salah satu kelas dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit.
Semua jenis dari Phaeophyceae selalau bersael banyak (multiseluler), umumnya mikroskopis dan mempunyai bentuk tertentu. Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari tiga macam polimer, yaitu : selulosa, asam aginat, fukan danfukoidin.
Ganggang coklat ini memiliki pigmen klorofil a dan c, karoten dan mengandung xantofil (Fukoxantin yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, neofukoxantin a dan neofukoxantin b.Inti selnya berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak. Kloroplas dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan jumlah. ganggang coklat memiliki cadangan makanan berupa laminaria , sejenis karbohidrat yang meyerupai dekstrin yang lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Selain laminarin juga ditemukan manitol, minyak dan zat-zat yang lainnya. Perkembang biakan pada bangsa gnggang coklat ini terjadi secara vegetatif, sporik dan gametik.

No comments:

Post a Comment